Emas dan Lobak

Di sebuah desa hiduplah dua keluarga kaya dan miskin. Setiap hari keluarga yang kaya itu memakan santapan yang lezat dan mengenakan pakaian-pakaian yang mewah. Hari-hari sang hartawan menghitung emasnya dengan senang hati. Sementara itu tak jauh dari situ tinggallah seorang petani miskin. Setiap hari kerjanya hanya menanam dan memelihara sayuran lobak, karena hanya itu satu-satunya penghasilan hidupnya, pada akhir tahun si petani mulai sibuk memanen.

Dalam kehidupan hartawan itu, setiap hari kerjanya hanya menghitung batangan emas yang kuning gemerlapan dan selalu memikirkan bagaimana supaya menghasilkan emas lagi, sehingga mendapatkan popularitas serta kedudukan yang lebih tinggi di dalam masyarakat. Sedangkan keluarga yang miskin itu juga melewati hari-harinya dengan bahagia. Setiap hari tidurnya sangat nyenyak, dan dengan penuh telaten memelihara tanaman lobaknya.

Suatu hari tiba-tiba datang angin topan menghancurkan rumah penduduk hingga terjadi keributan dan kekacauan di mana-mana. Di setiap daerah tidak ada makanan lagi. Banyak penduduk yang mengungsi ke tempat yang aman.

Sementara keluarga yang kaya tadi mengemas beberapa batangan emasnya dan ikut mengungsi bersama penduduk lainnya. Bersamaan waktu si petani miskin juga membawa hasil panen lobaknya sebagai bekal dalam perjalanan mengungsi. Walaupun mereka terus berjalan seharian di tengah terik matahari namun tidak menemukan makanan. Ketika matahari sudah hampir terbenam,  mereka beristirahaat di tepi sungai kecil.

Saat itu semua orang sudah tak sanggup lagi menahan lapar. Sang petani yang baik hati itu segera mengeluarkan beberapa lobak kering dan dibagikan kepada setiap orang. Hartawan yang kaya raya itu juga memakan lobak kering yang terasa begitu enak di tengah suasana seperti itu. Sejenak ia memandang emas yang dibawanya itu. Di tengah keadaan seperti itu, emas begitu berat dan lebih lebih lagi kalau ada penjahat yang datang merampok dan membunuh, namun di sisi lain tidak rela meninggalkan emasnya. Sungguh sangat menyusahkan.

Beberapa saat kemudian mereka melanjutkan perjalanan lagi. Ketika hartawan itu memikul batangan emas yang begitu berat, sekilas dalam hatinya mengharap pikulan yang ada di belakang punggungnya itu berisi lobak kering dan bukan emas.


mau pilih emas atau lobak?

0 Response to "Emas dan Lobak"

Posting Komentar