Kontroversi Seputar Miss World 2013 di Indonesia

Ajang Miss World 2013 sudah dimulai dan akan berlangsung selama 20 hari di Indonesia, tepatnya di Nusa Dua Bali. Namun reaksi pro dan kontra terus bermunculan. Di satu sisi, banyak pihak merasa bangga bahwa Indonesia berhasil menjadi negara Asia Tenggara pertama yang menyelenggarakan ajang bertaraf internasional semacam ini. Selain itu, ajang Miss World 2013 juga dianggap sebagai kesempatan yang baik untuk memperkenalkan potensi wisata Indonesia kepada dunia.

Di sisi lain, ada pihak yang mengecam acara ini karena dianggap bertentangan dengan adat dan budaya ketimuran. Selain itu, karena status Indonesia yang merupakan negara dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia (walaupun bukan negara Islam), ajang yang dianggap mempertontonkan aurat wanita ini menuai reaksi keras dari berbagai kelompok.

Pendapat Kontra

Dari pihak kontra, ada beberapa alasan  untuk menolak penyelenggaraan Miss World 2013. Sejak mulai diselenggarakan pada tahun 1950, ada dua faktor yang selalu menyertai kontes ini: kecantikan fisik para pesertanya serta kontes baju renang yang mengharuskan peserta berjalan dengan baju renang di atas catwalk, di depan juri.

Menurut pihak ini, hal tersebut membawa pengaruh yang buruk bagi generasi muda dan kaum wanita yang menyaksikannya. Ajang tersebut dianggap sebagai pemujaan terhadap kecantikan fisik kaum wanita saja; terbukti dengan fakta bahwa peserta yang terpilih semua harus memiliki jenis kecantikan fisik yang ideal di mata media populer.

miss world 2013 di Bali
Selain itu, ajang pameran busana pantai juga dianggap tidak sesuai dengan budaya ketimuran. Hal ini pun selalu menyertai ajang kecantikan lain, di mana Indonesia menjadi salah satu pesertanya, sehingga membuat para pesertanya sering harus berkompromi (misalnya dengan mengenakan bawahan kain dan baju renang model one piece). Ajang ini seolah-olah membenarkan bahwa wanita boleh mempertontonkan auratnya kepada khalayak ramai.

Akan tetapi, walaupun ada hal-hal yang berpotensi menimbulkan pendapat kontra, ternyata ada juga hal-hal positif yang bisa ditarik dari kontes Miss World 2013 di Indonesia.

Pendapat Pro

Mereka yang berpandangan pro terhadap Miss World 2013 memberikan alasan yang cukup valid, terutama terkait dengan perkembangan pelaksanaan ajang acara ini, yaitu sbb:
·         Pihak penyelenggara Miss World setuju untuk tidak mengadakan kontes baju pantai. Sebagai gantinya, para kontestan akan mengenakan baju pantai dan sarung Bali. Hal ini sekaligus bisa menonjolkan kekayaan kain lokal Indonesia.
·         Para kontestan akan mengelilingi beberapa daerah di Indonesia seperti Bali, Yogya dan Jakarta. Ini adalah kesempatan untuk mengenalkan kekayaan alam dan budaya Indonesia.

·         Penyelenggaraan Miss World di Indonesia mencetak sejarah karena menampilkan jumlah kontestan paling banyak yaitu dari 131 negara; salah satu penyebabnya adalah tidak adanya kontes bikini di dalamnya sehingga negara-negara Islam bisa mengirim wakil. Hal ini semakin mengangkat nama Indonesia di mata dunia.
·         Para desainer Indonesia akan turut berpartisipasi dalam mendandani para kontestan, dengan gaun-gaun yang sengaja dibuat dengan kain tenun asli Indonesia. Hal ini sekaligus menjadi ajang yang bagus untuk memperkenalkan keindahan dan kekayaan kain tenun Indonesia.

Jadi, apakah ajang Miss World 2013 ini merugikan atau menguntungkan? Jika dilihat dari sudut pandang berbeda, pendapat masing-masing tidak salah, namun tidak semuanya juga benar. Akan tetapi, hal itu hendaknya tidak dijadikan alasan untuk saling menyalahkan, karena pada akhirnya, hal-hal yang positif juga datang dari penyelenggaraan Miss World di Indonesia ini. Pada akhirnya, dibutuhkan kebijaksanaan masing-masing anggota masyarakat, baik yang pro maupun kontra, untuk saling melihat dari sisi yang berbeda dan menghormati pendapat masing-masing pihak tanpa saling menjatuhkan.


0 Response to "Kontroversi Seputar Miss World 2013 di Indonesia"

Posting Komentar