7 Prinsip Menjadi Seorang Entrepreneur, 6 Tips Berwirausaha Bagi Pemula. Mari Belajar Dari Tokoh Inspiratif ini!

6 Tips Berwirausaha Bagi Pemula
Menjadi seorang wirausaha boleh dibilang susah-susah gampang. Mengapa begitu? Karena para pengusaha yang sukses saat ini umumnya bukan mendapatkan warisan dari orang tua, tapi karena kegigihannya dalam bekerja dan mencari peluang. Maka tak heran bila banyak dari entrepreneur yang mengalami susahnya mendirikan sebuah bisnis. Bahkan tak sedikit dari mereka yang mengaku bahwa berbisnis umumnya diawali dengan struggle yang cukup menguras jiwa!

Bila Anda mengira bahwa berbisnis haruslah bersekolah bisnis terlebih dahulu, mungkin beberapa prinsip Richard Branson ini dapat diterapkan. Richard Branson, pengusaha yang memiliki 8 bisnis di industri berbeda, dalam bukunya membeberkan bagaimana ia bisa sukses meski tanpa memiliki latar belakang bisnis.

Seorang pebisnis, selain harus berpikiran positif, harus memiliki beberapa prinsip seperti berikut ini!


Bila Anda tidak suka, jangan memulainya

Mungkin bagi sebagian besar orang, kalimat ini terasa ‘semena-mena’. Padahal, selama ini banyak para karyawan yang sebenarnya kurang suka dengan pekerjaan mereka. Tapi mereka harus melakukannya. Namun berapa banyak dari mereka yang kemudian berpindah-pindah pekerjaan hingga menemukan satu yang pas?

Ya! Itulah yang dimaksud oleh tuan Branson. Sebuah bisnis membutuhkan dedikasi, keringat, bahkan air mata! Bila Anda tidak suka dengan usaha tersebut, sudah dapat dipastikan Anda akan berhenti di tengah jalan. Awalnya, tujuan Richard membangun bisnis di ruang basement di rumahnya semata-mata hanya ingin sesuatu yang bisa dibanggakan dan merubah hidup orang lain jadi lebih baik. Itu menjadi passion-nya yang kini menjadi prinsipnya mendirikan sebuah bisnis.

Anda harus jadi narsis

Untuk bertahan di sebuah bisnis, Anda harus tahan banting. Selain itu, orang haruslah mengenal Anda. Sering-seringlah muncul di hadapan banyak orang dan ‘jual diri’ agar mereka mengetahui apa yang Anda tawarkan. Anda perlu berkelana dan bertemu orang sebanyak-banyaknya sebagai bentuk awal dari networking. Berapa banyak usaha yang berawal dari perkenalan dengan orang lain? Tak terhitung lagi! Meski mereka tidak berniat bekerja sama dengan Anda, paling tidak Anda memiliki ide dari  hasil pemikiran orang lain dan masukan-masukan yang dibutuhkan untuk bisnis Anda.

Berani mengambil resiko

Resiko adalah hal yang lumrah di dunia kewirausahaan. Bila Anda terlalu berhati-hati, Anda akan lebih sering memikirkan resikonya alih-alih menjalankan ide Anda. Dengan kata lain, Anda tidak benar-benar hidup karena Anda tidak melangkah!

Di dalam bisnis, apapun industri yang akan digeluti, Anda harus siap dengan resiko dijatuhkan, resiko gagal dan resiko rugi namun hal inilah yang membuat Anda belajar. Dan Anda tidak akan mendapatkan pelajaran apa-apa bila Anda selalu berada di zona nyaman (dan aman). Menurut Richard, tidak ada istilah gagal total. Yang ada hanya gagal sementara.

Kesan pertama, sama pentingnya dengan kesan kedua, dan seterusnya

Kesan pertama menjadi hal yang sangat penting namun jangan lupa, konsumen akan mencari produk Anda dan mengharapkan kesan pertama tetap terjadi di perjumpaan berikutnya. Bagaimana cara Anda menyuguhkan layanan, bagaimana presentasi brand Anda, dan bagaimana cara Anda mengatasi complain – hal ini sangat penting dalam sebuah bisnis. Jangan sampai bisnis terlihat ‘Oke’ di awal namun layanannya buruk. Anda harus bisa membangun relasi dengan kustomer baru serta menjaga customer lama agar tidak lari!

Sedikit berjanji dan memberikan lebih dari janji Anda


Jangan sampai menebar janji palsu. Sebuah usaha boleh-boleh saja menjanjikan hal yang baik. Tapi pastikan Anda dapat memberikan apa yang sudah dijanjikan. Bila perlu, buatlah visi yang sedikit namun lebihkan misi Anda sehingga melampaui visi tersebut. Sebagai seorang wirausaha yang baru saja memulai langkahnya, Anda perlu memberikan lebih ketimbang janji Anda.

Artinya, Anda juga harus berkorban di awal. Baik tenaga maupun modal – semua itu tidak dapat dihindari.

Berpikiran positif

Banyak wirausaha muda yang gagal di jalan karena pemikiran negatif yang muncul di benak mereka sendiri. Ketakutan akan gagal selalu menghantui. Namun berpikiran positif bisa membantu Anda untuk meraih impian. Ketika Anda berpikir positif, sebenarnya Anda sudah selangkah lebih maju daripada yang lain.

Selalu mau belajar

Beranikan diri untuk mencoba hal baru dan percayalah bahwa perjalanan Anda akan sampai ke tempat tujuan. Sebagai seorang pemula, sangat wajar bila Anda harus mempelajari segala hal sendiri. Mulai dari teknik marketing, sales, hingga budgeting. Namun hal ini tidak berhenti setelah Anda sukses nanti.

Seiring perkembangan jaman, akan ada banyak hal baru di dunia yang selalu konstan ini. Seperti kata pepatah, “Di atas langit, masih ada langit.” Kunci menjadi wirausaha sukses adalah, selalu mau belajar. Ilmu bisa didapatkan dari mana saja: internet, tetangga, pebisnis lain, pesaing di industri Anda hingga para karyawan yang bekerja dengan Anda. Jangan malu untuk bertanya dan mempelajari hal-hal baru di luar pengetahuan Anda.

Lalu apa langkah-langkah yang harus ditempuh oleh wirausaha pemula?


Wirausaha memberikan kesempatan yang sangat luas untuk maju dan berkembang. Selain dapat mewujudkan ide kreatif, berwirausaha dapat mendatangkan keuntungan yang cukup besar bila ditekuni dengan usaha serta teknik yang baik.

Berikut adalah tips bagi Anda yang ingin memulai usaha sendiri!

-          Ide bisnis

Ide merupakan awal dari sebuah usaha. Ide bisa datang dari mana saja. Mulai dari hobi, keahlian, kesukaan terhadap sesuatu dan lain sebagainya. Ada banyak ide bisnis yang bermula dari keinginan pemilik untuk membantu sesama. Ide sederhana ini dapat dikembangkan perlahan-lahan seiring waktu. Jadi, bila Anda ingin memulai sebuah usaha, tentukan ide sekarang juga.

-          Rencana bisnis

Setelah Anda mendapatkan ide, tentu harus memikirkan langkah selanjutnya. Sebuah usaha memerlukan rencana. Sama seperti traveling – Anda harus menentukan tempat tujuan, penginapan dan detail lain sebelum membeli tiket.

Usaha yang memiliki perencanaan meskipun berskala kecil – akan lebih mudah untuk dikelola. Selain itu, memiliki rencana bisnis dapat meminimalisir biaya tidak terduga serta mengkalkulasi keuntungan yang akan didapatkan.

-          Observasi bisnis

Apa gunanya mengobservasi? Banyak! Survei wajib dilakukan karena dengan mengenali lingkungan bisnis Anda, Anda bisa mendapatkan bayangan – tentang lokasi, usaha, pesaing, target market, pemasaran dan lain sebagainya. Anda juga dapat ‘meramal’ peluang dan potensi bisnis Anda ke depan. Setidaknya untuk tahun pertama.

-          Persiapan bisnis

Tak hanya pernikahan yang harus dipersiapkan. Sebelum Anda membuka usaha, Anda perlu persiapan matang. Persiapan untuk surat ijin, karyawan, alat-alat atau fasilitas serta nama yang akan dipakai. Persiapan modal yang cukup juga harus diperhitungkan dengan baik karena modal punya peran signifikan dalam sebuah usaha.

-          Menjalankan bisnis

Langkah berikutnya yakni menjalankan bisnis tersebut dan siap untuk menghadapi persaingan di industri yang Anda geluti. Selalu gunakan prinsip hidup berwirausaha yang telah dijelaskan di atas agar Anda lebih tahan banting, lebih termotivasi, siap menghadapi kegagalan dan siap menyongsong kesuksesan.

Memulai sebuah usaha memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Akan ada hal yang mengganggu pikiran dan terkadang terasa berat. Namun jangan sampai hal ini menghambat Anda untuk terus maju. Dibutuhkan tekad dan niat untuk berjuang sampai berhasil.

Sama seperti tokoh inspiratif yang akan kita bahas berikut ini. Namanya William Tanuwijaya. Tidak familiar dengan nama itu? Bagaimana kalau Tokopedia? Pasti Anda pernah mendengar atau bahkan sudah membuka lapak di website e-commerce nomor wahid di Indonesia ini.

William Tanuwijaya merupakan pendiri dari Tokopedia yang kini telah menggandeng banyak pemodal asing mulai dari Sequoia Capital dari Amerika, hingga Softbank dari Jepang. Sebagai marketplace online, Tokopedia telah membuka banyak lapangan pekerjaan bagi para pedagang di seluruh Indonesia. Tak hanya itu, layanan berbasis internet ini dapat digunakan secara gratis!

William Tanuwijaya pendiri Tokopedia

Bagaimana William Tanuwijaya membangun Tokopedia?


Pria kelahiran Pematangsiantar, Sumatera Utara, ini menjelaskan awal mulanya ia berkenalan dengan internet. Lahir dari keluarga yang kurang mampu, William harus menaiki kapal selama 4 hari hanya untuk menyeberang ke Jakarta dan melanjutkan kuliah di Universitas Bina Nusantara. Karena ingin memperoleh penghasilan tambahan, William pun bekerja di warnet setiap hari, mulai dari jam 9 malam hingga jam 9 pagi.

Bukannya merasa nasibnya sangat buruk, William justru mensyukuri keadaannya waktu itu karena di saat internet masih mahal, ia bisa browsing secara gratis, malah dibayar. William pun menyebut hal ini sebagai berkat yang tersembunyi.

Setelah lulus kuliah, cita-cita William cukup sederhana. Ingin bekerja di kantor Google. Namun sayangnya, saat itu Google belum punya kantor di Jakarta. Akhirnya pria yang lahir pada tanggal 18 November 1981 inipun bekerja di kantor software developer.

Pada tahun 2007, William berkeinginan untuk mendirikan perusahaan berbasis internet. Tapi impian itu harus terhambat karena William yang menjadi tulang punggung keluarga, harus mencari nafkah karena ayahnya sakit kanker.

Keterbatasan ini tak lantas menjadi hambatan baginya. Ia pun mencari tahu tentang ventura capitals – sebuah pendanaan dari perusahaan besar untuk startup company. Menilik dari website Facebook serta Google yang bisa digunakan secara gratis,  ia pun memiliki visi bahwa website-nya juga harus dapat digunakan secara gratis oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Ide awalnya cukup sederhana. Namun William harus bekerja keras untuk mendapatkan kepercayaan dari para pemodal besar. Karena ia tidak memiliki koneksi ke pemilik modal, ia pun harus mencari sendiri.

Untungnya, bos tempatnya bekerja mau mengenalkan William dengan kolega-koleganya. Ia pun menjelaskan panjang lebar tentang visi misi bisnisnya – bagaimana perdagangan online di Indonesia marak penipuan dan bagaimana websitenya nanti bisa mengatasi hal tersebut. William pun menjelaskan keterbatasan yang dialami seperti mitra logistic, perbankan, akses dana serta teknologi yang minim – hal ini menjadi hambatan yang cukup besar waktu itu.

Ketika ditanya, hal apa yang menjadi kesulitan terbesar, nyatanya bukan modal yang jadi kesulitan William. Tapi sulitnya mendapat kepercayaan dari orang lain, apalagi dirinya yang bukan siapa-siapa waktu itu. Para pemilik modal yang ia datangi lebih tertarik dengan asal usul William ketimbang mempercayai visinya. Dengan kata lain, ia kerap diremehkan karena tidak lahir dari keluarga yang berkecukupan.

Meski begitu, ia tidak patah semangat. Bahkan William dan rekannya, Leontinus Alpha Edison percaya bahwa masa depan ditangan mereka sendiri. Akhirnya dana itu cair juga dan di tahun 2009, Tokopedia pun berdiri.

Sistem marketing yang tidak ‘ngoyo’


Dana investasi yang diperoleh saat itu, digunakan William untuk membangun infrakstruktur bisnisnya serta memastikan bahwa layanan di Tokopedia dapat digunakan secara gratis oleh siapa saja. hingga sekarang, misi Tokopedia tetap sama, memberikan layanan gratis pada para penjual serta pembeli.

Bagaimana ia memperoleh dana operasional? William pun membeberkan bahwa ia selalu mendapatkan gelontoran dana dari para pemodal dunia termasuk Softbank dan Sequoia Capital. Perlu diketahui, Se  quoia merupakan pemilik modal yang menyuntikkan dana di perusahaan raksasa dunia seperti Apple, Instagram, YouTube hingga Whatsapp. Filosofi Sequoia mirip dengan Tokopedia, yakni ingin memberikan manfaat besar bagi banyak orang.

Belajar banyak dari Tokopedia


Perusahaan yang awalnya dibentuk untuk membantu orang lain ini justru dirasakan William, sangat membantu dirinya sendiri. Pria yang mengaku introvert ini pun harus belajar berbicara di depan banyak orang. Ia juga belajar kepemimpinan karena menjadi panutan 300 karyawan Tokopedia waktu itu.

William yang awalnya tidak bisa berbahasa Inggris, kini pun menaklukkan bahasa itu karena menjadi kebutuhan dalam berkomunikasi.

Baca juga: Ada apa dengan Bukalapak?

“Saya terinspirasi dari orang-orang di sekitar saya.”


Tokopedia sudah berdiri hampir 7 tahun dan setiap hari William merasa terinspirasi oleh orang-orang yang bekerja bersamanya maupun para pengguna layanan Tokopedia yang memiliki kisah-kisah mengharukan. Mulai dari pekerja kantoran hingga ibu rumah tangga – Tokopedia telah merubah hidup mereka. William pun merasa bangga karena dapat ikut serta membuka lapangan pekerjaan.

Tokopedia di masa mendatang…


William menegaskan bahwa tujuan Tokopedia tetap sama, untuk memberikan layanan penjual-pembeli secara gratis. Ia pun optimis bahwa konsep bisnis yang seperti ini akan semakin berkembang karena ada banyak bisnis lain yang turut terbantu. Contohnya bisnis pengiriman barang, sektor usaha kecil menengah, dan lain sebagainya.

Ia pun membeberkan impiannya di masa mendatang – menjadikan Tokopedia sebagai perusahaan publik di mana sahamnya diperjual belikan secara terbuka. Dengan begini, para pemilik akun Tokopedia pun dapat ikut memiliki Tokopedia. Nilai perusahaannya pun akan naik dan lebih mendapat kepercayaan lagi dari para investor. Dengan suntikan modal yang besar, maka Tokopedia akan selalu memberikan layanan secara gratis.

Nah, dari kisah inspiratif di atas, kita bisa menyadari bahwa mendirikan sebuah bisnis tak semudah membalikkan tangan namun dengan perencanaan, kerja keras dan optimisme, niscaya kesuksesan akan datang tepat pada waktunya.

Selamat mencoba!

0 Response to "7 Prinsip Menjadi Seorang Entrepreneur, 6 Tips Berwirausaha Bagi Pemula. Mari Belajar Dari Tokoh Inspiratif ini!"

Posting Komentar