Menelusuri Peradaban Melalui Museum Dara Juanti Sintang

Bila jalan-jalan ke Kalbar tidak hanya bukit kelamnya saja yang bisa ditelusuri namun museum Dara Juanti Sintang. Museum yang berada di jalan Dara ini menyimpan beberapa bukti sejarah dari peradaban kerajaan Sintang pada masa lampau. Hingga kini museum inipun sangat terawat dan bisa dikunjungi oleh siapa saja.

Akses menuju museum juga tidaklah sulit dengan jalan yang telah beraspal dapat dilalui kendaraan roda dua atau roda empat.  Beberapa benda peninggalan yang ada di museum Dara Juanti Sintang sendiri terdiri dari meriam raja Suka, kopak baja, meriam raja Beruk, beberapa alat musik suku Dayak, gundukan tanah dari kerajaan Majapahit.

Menelusuri  Peradaban Melalui Museum  Dara Juanti Sintang

Selain itu ada pula peninggalan lain seperti batu kundu, beberapa meriam milik kerajaan Sintang serta naskah Al-Quran tulisan tangan milik sultan Nasa. Ada juga salinan undangan adat kerajaan Sintang yang masih bisa dilihat secara langsung.  Beberapa barang-barang hantaran dari Patih Logender yang merupakan perwira dari Majapahit saat meminang putri Dara Juanti yang merupakan putri Demong Irawan masih bisa dilihat hingga kini. Demong Irawan sendiri adalah pendiri kerajaan Sintang. Hantaran tersebut berupa seperangkat gamelan , gundukan tanah dan patung garuda yang terbuat dari kayu.


Nah, berhubung yang dibahas adalah museum Dara Juanti Sintang tak lengkap bila anda tak menyimak kisah cinta sang putri dari Kalimantan barat ini. Dahulunya sang putri Dara Juanti ini berlayar ke tanah Jawa demi membebaskan saudaranya yang bernama Demong Nutup. Tokoh Demong Nutup sendiri lebih dikenal dengan nama Adipati Sumintang bila di pulau Jawa.


Ketika perahu sang putri tiba di pelabuhan Tuban tiba-tiba pasukan kerajaan Jawa menghadang di bawah pimpinan patih Majapahit yang bernama Patih Logender. Ternyata wajah ayu sang putri mampu membuat sang patih kasmaran dan ingin melamar putri Dara Juanti Sintang. Patung garuda yang menjadi hantaran dijadikan lambang kerajaan Sintang saat Pangeran Ratu Achmad Qamaruddin masih bertahta pada  tahun 1807 M.

Musium  Dara Juanti Sintang kalbar

Selain itu kerajaan Sintang diketahui tak kalah berjayanya seperti kerajaan Majapahit di pulau Jawa sehingga banyak peninggalan yang ditinggalkan hingga saat ini. Bukti kejayaan tersebut ditunjukkan  ketika sultan Nata masih berkuasa dengan dibangunnya masjid pertama di kota Sintang yang mampu menampung 50 orang. Wilayah kekuasaan kerajaan Sintang sendiri mampu menempuh daerah Ketungau hilir dan Ketungau Hulu, serta perbatasan Serawak, Kalimantan Tengah, sampai Melawi.

Pemerintahan kerajaan Sintang sendiri bahkan bertahan hingga tahun 1966 dan juga memiliki undang-undang kesultanan yang terdiri atas 32 pasal. Selain itu pada masanya Sintang juga telah ditetapkan sebagai kesultanan Islam. Setelah masa reformasi pada tahun 1966, Sintang menjadi Daerah Tingkat II atau kabupaten dikarenakan pada tanggal 1 April 1960, Kesultanan Sintang yang merupakan satu-satunya Kesultanan di Kabupaten Sintang runtuh. Raden Abdulbahri Danu Perdana dikukuhkan sebagai Sultan Kraton Al Mukaramah Sintang. Kini museum sintang juga menjadi wisata sejarah untuk mengena kerajaan sintang yang pernah berkuasa di daerah tersebut.

0 Response to "Menelusuri Peradaban Melalui Museum Dara Juanti Sintang"

Posting Komentar